NASEHAT DAN KATA MUTIARA KH. AHMAD DAHLAN
Oleh: Muhammad Aziz
PENDAHULUAN
KH.
Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh penggerak pergerakan Islam di
Nusantara. Beliau satu guru dengan KH. Hasyim Asy’ari. Dalam masa pergerakan
sangat banyak sekali pesan, nasehat dan wasiat yang beliau wariskan kepada
seluruh umat Islam, bukan hanya untuk organisasi Muhammadiiyah yang beliau
dirikan akan tetapi sangat bagi semua umat Islam. Pesan, nasehat ataupun wasiat
yang beliau tinggalkan sangat menginspirasi dan memotivasi untuk terus berpacu
dalam memajukan dan berhidmat dalam organisasi Muhammadiyah yang berkemajukan.
Menurut KH. Hajid, A, KH. (2004,1) Pada mulanya kitab – kitab yang dipelajari atau yang ditela’ah oleh beliau, adalah kitab–kitab yang biasa dipelajari oleh kebanyakan para ulama di Indonesia dan ulama Makkah. Misalnya dalam buku ‘Aqaid ialah kitab yang beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ilmu Fiqh dari Madzhab Syafi’iyyah, dalam ilmu Tasawuf menurut imam Al–Ghozali. Kemudian setelah itu beliau mempelajari Tafsir Al–Manar karangan Rasyid Ridho, majalah Al– Manar dan Tafsir Juz ‘Amma karangan Muh. Abduh dan Muthola’ah kitab Al Urwatul Wutsqa karangan Jamaluddin Al Afghani. Kitab-kitab yang sering dikaji oleh KH Ahmad Dahlan diantaranya adalah: 1. Kitab Tauhid Muh. Abduh, 2. Tafsir Juz ‘Amma Muh. Abduh, 3. Kitab Kanzul ‘Ulum, 4. Dairatul Ma’arif karangan Farid Wadji, 5. Kitab – kitab fil bid’ah karangan Ibnu Tayyimah, sebagaimana kitab attawassul wal wasilah, 6. Kitab Al Islam wan Nashariyyah karangan Muhammad Abduh, 7. Kitab Idharulhaq karangan Rahmatullah Al – Hindi dan kitab – kitab hadits karangan ulama madzhab Hambali dan lain – lainnya yang tidak perlu satu – persatunya saya terangkan disini.
Menurut KH. Hajid, A, KH. (2004,1) Pada mulanya kitab – kitab yang dipelajari atau yang ditela’ah oleh beliau, adalah kitab–kitab yang biasa dipelajari oleh kebanyakan para ulama di Indonesia dan ulama Makkah. Misalnya dalam buku ‘Aqaid ialah kitab yang beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ilmu Fiqh dari Madzhab Syafi’iyyah, dalam ilmu Tasawuf menurut imam Al–Ghozali. Kemudian setelah itu beliau mempelajari Tafsir Al–Manar karangan Rasyid Ridho, majalah Al– Manar dan Tafsir Juz ‘Amma karangan Muh. Abduh dan Muthola’ah kitab Al Urwatul Wutsqa karangan Jamaluddin Al Afghani. Kitab-kitab yang sering dikaji oleh KH Ahmad Dahlan diantaranya adalah: 1. Kitab Tauhid Muh. Abduh, 2. Tafsir Juz ‘Amma Muh. Abduh, 3. Kitab Kanzul ‘Ulum, 4. Dairatul Ma’arif karangan Farid Wadji, 5. Kitab – kitab fil bid’ah karangan Ibnu Tayyimah, sebagaimana kitab attawassul wal wasilah, 6. Kitab Al Islam wan Nashariyyah karangan Muhammad Abduh, 7. Kitab Idharulhaq karangan Rahmatullah Al – Hindi dan kitab – kitab hadits karangan ulama madzhab Hambali dan lain – lainnya yang tidak perlu satu – persatunya saya terangkan disini.
#1
Semangat Bermuhammadiyah
"Hai
Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan
mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.”
“Hai
Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan
dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau pikir, mana
yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang menyukai dunia bisa
memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan
sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas.
Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai
akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat
orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#2
"Mengapa
engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan
gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau perhatikan dan
tidak segera diselesaikan?"
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#3
Kewajiban Setiap Manusia
"Aku
ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas. Tapi, aku
tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan. Aku sangat yakin seyakin-yakinnya
bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau
diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban
umat Islam.”
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#4
Muhammadiyah Untuk Semua
"Menjaga
dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku
senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap
kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat
karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi
seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#5
Teruslah Menurut Ilmu
Pengetahuan & Kembali Kepada Muhammadiyah
"Muhammadiyah
pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena
itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan
menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan
ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah
master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah
itu."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#6
Kutitipkan Muhammadiyah
"Mengingat
keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua
sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku
hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian."
"Karena
itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar
engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati
agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya."
Sumber:Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#7
Kuberi Nama Muhammadiyah
"Usaha
berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang
aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang
berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan
mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#8
Khittah KH. Ahmad Dahlan
Tidak
Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain;
Tidak
dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik;
Tidak
sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian;
Tidak
jubria (ujub, kikir, dan ria);
Mengorbankan
harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni;
Bersungguh
hati terhadap pendirian.
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#9
Kemunduran Umat
Menurut
pendapat KH. Ahmad Dahlan, kemunduran umat Islam karena sebagian besar umat
Islam terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam. Selain itu disebabkan pula oleh kemerosotan
akhlak sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi memiliki
keberanian seperti harimau. KH. Ahmad Dahlan berkata:
"Karena
itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian
untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan
akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok memang
merupakan tugas berat dan sulit."
Lalu beliau
melanjutkan:
"Namun
demikian, jika kita terus bekerta dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan
keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah tuhan akan memberi
jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#10
Jangan Tergesa-gesa
Menyanggupi Suatu Tugas
"Hendaklah
setiap warga Muhammadiyah jangan tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas yang
ditetapkan oleh sidang persyarikatan. Telitilah terlebih dahulu keputusan
siding yang menetapkan engkau untuk melakukan suatu tugas apakah pemenuhan
tugas itu bersamaan dengan tugas yang telah engkau sanggupi sebelumnya. Jika
itu terjadi, hendaklah kau permudah memenuhi tugas dalam waktu yang tidak
bersamaan dengan tugas lainnya, agar engkau tidak mudah mempermainkan keputusan
sidang dengan hanya mengirimkan surat atau memberi tahu ketika mendapati waktu
pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas lainnya yang telah engkau snggupi
sebelumnya."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#11
Jangan Gampang Memperebutkan
Tanah
"Hendaklah
engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan tanah sehingga bertengkar
dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih di muka pengadilan. Jika itu
engkau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu memperoleh rejeki dari
tuhan."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#12
Dokter Untuk Kaum Perempuan
Suatu
ketika, KH. Ahmad Dahlan bertanya kepada anak-anak muda perempuan Muhammadiyah,
"Apakah kamu tidak malu jika auratmu dilihat kaum lelaki?" Anak-anak
muda perempuan itu serentak menjawab bahwa mereka akan malu sekali jika hal itu
terjadi. Kiai lalu berkata: "jika kau malu, mengapa jika kau sakit lalu
pergi ke dokter laki-laki, apalagi ketika hendak melahirkan anak. Jika kau
memang benar-benar malu, hendaknya kau terus belajar dan belajar dan jadilah
dokter sehingga akan ada dokter perempuan untuk kaum perempuan!"
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#13
Anak Muda Muhammadiyah Akan
Tersebar Ke Seluruh Dunia
"Di
masa yang akan datang, anak-anak warga Muhammadiyah tidak hanya akan tersebar
di seantero tanah air, tapi akan tersebar ke seluruh dunia. Penyebaran
anak-anak muda Muhammadiyah tersebut juga bukan semata-mata karena tugas
keilmuan, melainkan juga akibat hubungan perkawinan."
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#14
Alasan Tidak Memenuhi Tugas
"Jika
engkau meminta izin tidak melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh
suatu keputusan sidang persyarikatan seperti untuk bertabligh, janganlah engkau
meminta izin kepadaku, tapi memintalah izin kepada Tuhan dengan mengemukakan
alasan-alasan. Beranikah engkau mempertanggungjawabkan tindakanmu itu
kepada-Nya?"
"Jika
engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut karena alasan tidak mampu,
maka beruntunglah engkau! Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana memenuhi
tugas tersebut. Tapi, jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut
hanya karena sekedar enggan, maka tiadalah orang yang bisa mengatasi seseorang
yang memang tidak mau memenuhi tugas. Janganlah persoalan rumah tangga
dijadikan halangan memenuhi tugas kemasyarakatan!"
Sumber: Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah
Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#15
Golongan & Kebenaran
“Manusia
satu sama lain selalu melemparkan pisau cukur, mempunyai anggapan pasti tepat
dia melemparkan celaka kepada orang lain.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
Mencari Kebenaran
#16
“Orang yang mencari barang yang hak
itu perumpamaannya demikian : Seumpama ada pertemuan antara orang islam dan
orang Kristen, yang beragama islam membawa kitab suci Al Qur’an dan yang
beragama Kristen membawa bible (perjanjian lam dan baru), kemudian kedua kitab
suci itu diletakan diatas meja. Kemudian kedua orang tadi mengosongkan hatinya
kembali kosong sebagaimana asal manusia tidak berkeyakinan apapun. Seterusnya
bersama – sama mencari kebenaran mencari tanda bukti yang menunjukkan
kebenaran. Lagi pula pembicaraannya denganbaik – baik tidak ada kata kalah dan
menang. Begitu seterusnya. Demikianlah kalau memang semua itu membutuhkan
barang yang hak. Akan tetapi sebagian besar daripada manusia hanya anggap –
anggapan saja, diputuskan sendiri. Mana kebiasaan yang dimilikinya dianggap
benar dan menolak mentah–mentah terhadap yang lainnya yang bertentangan dengan miliknya.
“Manusia itu semua benci kepada yang yang tidak diketahui.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
#17
“Manusia
tidak menuruti, tidak memperdulikan barang yang sudah terang benar bagi
dirinya. Artinya diri sendiri, fikirannya sendiri, sudah dapat mengatakan itu
benar, tetapi tidak mau menuruti barang yang benar, karena takut mendapat kesukaran
takut berat dan macam–macam yang dilhawatirkan karena nafsu dan hatinya sudah
terlanjur rusak, berpenyakit akhlak (budi pekerti) hanyut dan tertarik oleh
kebiasaan buruk.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
Agama Cemerlang
#18
“Mula–mula agama islam itu
cemerlang, kemudian kelihatan makin suram. Tetapi sesungguhnya yang suram itu
adalah manusianya bukanlah agamanya.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
#19
“Dalam agamaku terang benderang bagi
orang yang mendapat petunjuk tetapi hawa nafsunya (menuruti kesenangan)
merajalela dimana–mana kemudian menjadikan akal mansia menjadi buta.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
#20
Sekolah
“Mereka
sangat tertarik kepada dunia karena mendapatkan Ijazah tanpa sekolah, tetapi
mereka yang bersekolah karena senang kepada akhirat selalu tidak naik kelas,
padal sungguh–sungguh belajarnya. Ini menggambarkan orang yang celaka, sengsara
didunia dan diakhirat karena tidak mau mengekang hawa nafsunya.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
#21
Lengah
“Lengah,
Kalau sampai terlanjur terus–menerus lengah, tentu akan sengsara di dunia dan
akhirat. Maka dari itu jangan sampai lengah kita harus berhati–hati. Sedangkan
orang yang mencari kemuliaan didunia saja, kalau hanya seenaknya tidak
bersungguh–sungguh tidak akan berhasil, apalagi mencari keselamatan dan kemuliaan di akhirat. Kalau
hanya seenaknya sungguh tidak akan berhasil.”
Sumber: Hajid,
KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit
#22
Diamalkan
Petikan dialong
dengan pemuda Sujak saat kuliah Subuh, KH. Ahmad Dahlan menjawab: “Diamalkan
artinya dipraktikkan, dikerjakan! Rupanya anda semua belum mengamal-kannya.
Karena itu mulai pagi ini anda sekalian agar pergi berkeliling mencari orang
miskin. Kalau sudah dapat, bawa pulang ke rumahmu masing-masing. Berilah mereka
mandi dengan sabun, berilah pakaian yang bersih, berilah makan dan minum serta
tempat tidur di rumahmu. Sekarang juga pengajian saya tutup, dan anda sekalian
hendaknya melakukan petunjuk saya tadi.”
Sumber: Kutoyo,
Sutrisno. 1998. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta:
Balai Pustaka
DAFTAR
PUSTAKA
Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad
Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah
Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa
Penerbit.
Kutoyo, Sutrisno. 1998. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan
Muhammadiyah. Jakarta: Balai Pustaka
https://abineoagus.files.wordpress.com/2011/06/islam20falsafah20ajaran20kh-20ahmad20dahlan.pdf
http://www.gkhwklaten.org/2011/09/pesan-nasehat-dan-wasiat-kh-ahmad.html