Nalar Visioner

Mengasah Nalar Intelektual

Jurnal Visioner didedikasikan pada dunia pendidikan yang memuat Jurnal Ilmiah, Opini, Dll

Iklan Komersial

1/20/2021

Nasehat dan Kata Mutiara KH Ahmad Dahlan


NASEHAT DAN KATA MUTIARA KH. AHMAD DAHLAN
Oleh: Muhammad Aziz


PENDAHULUAN


KH. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh penggerak pergerakan Islam di Nusantara. Beliau satu guru dengan KH. Hasyim Asy’ari. Dalam masa pergerakan sangat banyak sekali pesan, nasehat dan wasiat yang beliau wariskan kepada seluruh umat Islam, bukan hanya untuk organisasi Muhammadiiyah yang beliau dirikan akan tetapi sangat bagi semua umat Islam. Pesan, nasehat ataupun wasiat yang beliau tinggalkan sangat menginspirasi dan memotivasi untuk terus berpacu dalam memajukan dan berhidmat dalam organisasi Muhammadiyah yang berkemajukan.

Menurut KH. Hajid, A, KH. (2004,1) Pada mulanya kitab – kitab yang dipelajari atau yang ditela’ah oleh beliau, adalah kitab–kitab yang biasa dipelajari oleh kebanyakan para ulama di Indonesia dan ulama Makkah. Misalnya dalam buku ‘Aqaid ialah kitab yang beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ilmu Fiqh dari Madzhab Syafi’iyyah, dalam ilmu Tasawuf menurut imam Al–Ghozali. Kemudian setelah itu beliau mempelajari Tafsir Al–Manar karangan Rasyid Ridho, majalah Al– Manar dan Tafsir Juz ‘Amma karangan Muh. Abduh dan Muthola’ah kitab Al Urwatul Wutsqa karangan Jamaluddin Al Afghani. Kitab-kitab yang sering dikaji oleh KH Ahmad Dahlan diantaranya adalah: 1.  Kitab Tauhid Muh. Abduh, 2.  Tafsir Juz ‘Amma Muh. Abduh, 3.  Kitab Kanzul ‘Ulum, 4.  Dairatul Ma’arif karangan Farid Wadji, 5.  Kitab – kitab fil bid’ah karangan  Ibnu Tayyimah, sebagaimana kitab attawassul wal wasilah, 6.  Kitab Al Islam wan Nashariyyah karangan Muhammad Abduh, 7.  Kitab Idharulhaq karangan Rahmatullah Al – Hindi dan kitab – kitab hadits karangan ulama madzhab Hambali dan lain  – lainnya yang tidak perlu satu – persatunya saya terangkan disini.
  
 #1
Semangat Bermuhammadiyah
"Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.”
“Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau pikir, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#2
"Mengapa engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau perhatikan dan tidak segera diselesaikan?"

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#3
Kewajiban Setiap Manusia
"Aku ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas. Tapi, aku tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan. Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.”

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#4
Muhammadiyah Untuk Semua
"Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#5
Teruslah Menurut Ilmu Pengetahuan & Kembali Kepada Muhammadiyah
"Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#6
Kutitipkan Muhammadiyah
"Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian."

"Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya."

Sumber:Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#7
Kuberi Nama Muhammadiyah
"Usaha berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#8
Khittah KH. Ahmad Dahlan
Tidak Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain;
Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik;
Tidak sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian;
Tidak jubria (ujub, kikir, dan ria);
Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni;
Bersungguh hati terhadap pendirian.

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#9
Kemunduran Umat
Menurut pendapat KH. Ahmad Dahlan, kemunduran umat Islam karena sebagian besar umat Islam terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam. Selain itu disebabkan pula oleh kemerosotan akhlak sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau. KH. Ahmad Dahlan berkata:
"Karena itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok memang merupakan tugas berat dan sulit."

Lalu beliau melanjutkan:
"Namun demikian, jika kita terus bekerta dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah tuhan akan memberi jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
#10
Jangan Tergesa-gesa Menyanggupi Suatu Tugas
"Hendaklah setiap warga Muhammadiyah jangan tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas yang ditetapkan oleh sidang persyarikatan. Telitilah terlebih dahulu keputusan siding yang menetapkan engkau untuk melakukan suatu tugas apakah pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas yang telah engkau sanggupi sebelumnya. Jika itu terjadi, hendaklah kau permudah memenuhi tugas dalam waktu yang tidak bersamaan dengan tugas lainnya, agar engkau tidak mudah mempermainkan keputusan sidang dengan hanya mengirimkan surat atau memberi tahu ketika mendapati waktu pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas lainnya yang telah engkau snggupi sebelumnya."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#11
Jangan Gampang Memperebutkan Tanah
"Hendaklah engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan tanah sehingga bertengkar dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih di muka pengadilan. Jika itu engkau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu memperoleh rejeki dari tuhan."
Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#12
Dokter Untuk Kaum Perempuan
Suatu ketika, KH. Ahmad Dahlan bertanya kepada anak-anak muda perempuan Muhammadiyah, "Apakah kamu tidak malu jika auratmu dilihat kaum lelaki?" Anak-anak muda perempuan itu serentak menjawab bahwa mereka akan malu sekali jika hal itu terjadi. Kiai lalu berkata: "jika kau malu, mengapa jika kau sakit lalu pergi ke dokter laki-laki, apalagi ketika hendak melahirkan anak. Jika kau memang benar-benar malu, hendaknya kau terus belajar dan belajar dan jadilah dokter sehingga akan ada dokter perempuan untuk kaum perempuan!"

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#13
Anak Muda Muhammadiyah Akan Tersebar Ke Seluruh Dunia
"Di masa yang akan datang, anak-anak warga Muhammadiyah tidak hanya akan tersebar di seantero tanah air, tapi akan tersebar ke seluruh dunia. Penyebaran anak-anak muda Muhammadiyah tersebut juga bukan semata-mata karena tugas keilmuan, melainkan juga akibat hubungan perkawinan."

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#14
Alasan Tidak Memenuhi Tugas
"Jika engkau meminta izin tidak melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh suatu keputusan sidang persyarikatan seperti untuk bertabligh, janganlah engkau meminta izin kepadaku, tapi memintalah izin kepada Tuhan dengan mengemukakan alasan-alasan. Beranikah engkau mempertanggungjawabkan tindakanmu itu kepada-Nya?"

"Jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut karena alasan tidak mampu, maka beruntunglah engkau! Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana memenuhi tugas tersebut. Tapi, jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut hanya karena sekedar enggan, maka tiadalah orang yang bisa mengatasi seseorang yang memang tidak mau memenuhi tugas. Janganlah persoalan rumah tangga dijadikan halangan memenuhi tugas kemasyarakatan!"

Sumber: Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

#15
Golongan & Kebenaran
“Manusia satu sama lain selalu melemparkan pisau cukur, mempunyai anggapan pasti tepat dia melemparkan celaka kepada orang lain.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

Mencari Kebenaran
#16
“Orang yang mencari barang yang hak itu perumpamaannya demikian : Seumpama ada pertemuan antara orang islam dan orang Kristen, yang beragama islam membawa kitab suci Al Qur’an dan yang beragama Kristen membawa bible (perjanjian lam dan baru), kemudian kedua kitab suci itu diletakan diatas meja. Kemudian kedua orang tadi mengosongkan hatinya kembali kosong sebagaimana asal manusia tidak berkeyakinan apapun. Seterusnya bersama – sama mencari kebenaran mencari tanda bukti yang menunjukkan kebenaran. Lagi pula pembicaraannya denganbaik – baik tidak ada kata kalah dan menang. Begitu seterusnya. Demikianlah kalau memang semua itu membutuhkan barang yang hak. Akan tetapi sebagian besar daripada manusia hanya anggap – anggapan saja, diputuskan sendiri. Mana kebiasaan yang dimilikinya dianggap benar dan menolak mentah–mentah terhadap yang lainnya yang bertentangan dengan miliknya. “Manusia itu semua benci kepada yang yang tidak diketahui.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

#17
“Manusia tidak menuruti, tidak memperdulikan barang yang sudah terang benar bagi dirinya. Artinya diri sendiri, fikirannya sendiri, sudah dapat mengatakan itu benar, tetapi tidak mau menuruti barang yang benar, karena takut mendapat kesukaran takut berat dan macam–macam yang dilhawatirkan karena nafsu dan hatinya sudah terlanjur rusak, berpenyakit akhlak (budi pekerti) hanyut dan tertarik oleh kebiasaan buruk.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

Agama Cemerlang
#18
“Mula–mula agama islam itu cemerlang, kemudian kelihatan makin suram. Tetapi sesungguhnya yang suram itu adalah manusianya bukanlah agamanya.” 

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

#19
“Dalam agamaku terang benderang bagi orang yang mendapat petunjuk tetapi hawa nafsunya (menuruti kesenangan) merajalela dimana–mana kemudian menjadikan akal mansia menjadi buta.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

#20
Sekolah
“Mereka sangat tertarik kepada dunia karena mendapatkan Ijazah tanpa sekolah, tetapi mereka yang bersekolah karena senang kepada akhirat selalu tidak naik kelas, padal sungguh–sungguh belajarnya. Ini menggambarkan orang yang celaka, sengsara didunia dan diakhirat karena tidak mau mengekang hawa nafsunya.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

#21
Lengah
“Lengah, Kalau sampai terlanjur terus–menerus lengah, tentu akan sengsara di dunia dan akhirat. Maka dari itu jangan sampai lengah kita harus berhati–hati. Sedangkan orang yang mencari kemuliaan didunia saja, kalau hanya seenaknya tidak bersungguh–sungguh tidak akan berhasil, apalagi mencari  keselamatan dan kemuliaan di akhirat. Kalau hanya seenaknya sungguh tidak akan berhasil.”

Sumber: Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit

#22
Diamalkan
Petikan dialong dengan pemuda Sujak saat kuliah Subuh, KH. Ahmad Dahlan menjawab: “Diamalkan artinya dipraktikkan, dikerjakan! Rupanya anda semua belum mengamal-kannya. Karena itu mulai pagi ini anda sekalian agar pergi berkeliling mencari orang miskin. Kalau sudah dapat, bawa pulang ke rumahmu masing-masing. Berilah mereka mandi dengan sabun, berilah pakaian yang bersih, berilah makan dan minum serta tempat tidur di rumahmu. Sekarang juga pengajian saya tutup, dan anda sekalian hendaknya melakukan petunjuk saya tadi.”

Sumber: Kutoyo, Sutrisno. 1998. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta: Balai Pustaka


DAFTAR PUSTAKA


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah
Hajid, KH. 2004. Filsafat Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan,Tanpa Penerbit.
Kutoyo, Sutrisno. 1998. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta: Balai Pustaka
https://abineoagus.files.wordpress.com/2011/06/islam20falsafah20ajaran20kh-20ahmad20dahlan.pdf
http://www.gkhwklaten.org/2011/09/pesan-nasehat-dan-wasiat-kh-ahmad.html

Adbox